Bersuara Untuk Kebaikan: Menggunakan Suara Untuk Perubahan Sosial

Bersuara Untuk Kebaikan: Menggunakan Suara Untuk Perubahan Sosial – Homepage / Uncategorized Jelang Pemilu 2024: Hoax Merajalela di Media Sosial, Masyarakat Harus Cerdas dan Bijaksana dalam Menggunakan Internet

BEKASI BEKA, KLIK INEWS.COM – Maraknya berita bohong atau hoax di media sosial pasti menjadi perhatian bersama. Tak hanya pemerintah, masyarakat juga dituntut lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkannya, khususnya bagi seluruh mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara) Bekasi. Di era teknologi dan media sosial saat ini, berbagai informasi menyebar dengan mudah.

Bersuara Untuk Kebaikan: Menggunakan Suara Untuk Perubahan Sosial

Bersuara Untuk Kebaikan: Menggunakan Suara Untuk Perubahan Sosial

Oleh karena itu, Rektor Universitas Bhayangkara Jabodetabek, Irjen Polisi (Purn) Dr. Bambang  Karsono, SH, MH., MM sangat menyambut baik kegiatan Orasi Budaya yang dihadiri oleh narasumber Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional  Ubhara  Jaya Prof. (RIS) Hermawan Sulistyo dalam memberikan edukasi kepada tamu undangan dan mahasiswa di Auditorium Ubhara Jaya, Jl. Perjuangan, Bekasi Utara, Kota Bekasi,  Senin (07/04/22).

Membantu Anak Mengembangkan Keterampilan Sosial

“Saya sangat senang Profesor Hermawan dengan senang hati berbagi kegiatan Ubhara dalam wacana kebudayaan yang mencakup banyak aspek yang harus dicermati saat ini. “Jadi kami dari Ubahara akan melaksanakannya dengan pendekatan akademis untuk terus kami sosialisasikan soal penipuan,” kata Bambang Karsono saat dikonfirmasi.

Menurut Rektor, di kampus Ubhara selalu ada kegiatan ceramah dengan berbagai topik dan akan disesuaikan dengan isu-isu yang sedang viral. Pasalnya, pidato yang dihadiri oleh Prof. Hermawan sangat penting untuk dicermati oleh dosen dan mahasiswa,

“Prof Hermawan adalah orang yang sangat unik dan sulit ditebak, namun beliau mempunyai pemikiran tentang permasalahan sosial, dan intinya menyangkut banyak orang. “Juga ketika kekerasan mulai terjadi dimana-mana, beliau merasa perlu diredam dan ajakan yang sangat baik, patut dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa Uhara,” jelasnya.

Bambang juga mengatakan, apalagi menjelang pemilu 2024, dimana berita hoax semakin banyak disorot di media sosial, masyarakat sulit membedakan antara berita hoax dan berita sebenarnya. “Dengan mengundang wacana seperti ini, diharapkan masyarakat semakin bijak dan pintar dalam mengumpulkan konten berita di media sosial,” ujarnya.

Hubungan Partai Dan Gerakan: Berkaca Dari Pengalaman Eropa, Amerika Latin Dan Afrika

Di tempat yang sama, Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Ubhara Jaya, Prof. (RIS) Hermawan Sulistyo melalui pendekatan sains, teknologi, dan intelektual mengatakan,

“Bangsa ini harus belajar bersikap moderat, semakin beradab suatu bangsa maka akan semakin sedikit aspek kekerasan khususnya kekerasan kolektif. “Dan ini penting untuk selalu diingat, dan penting dilaksanakan sebelum tahun politik 2024,” jelas pria yang kerap disapa Prof Kiki itu.

Jika komunikasi media sosial digunakan oknum untuk menyebarkan penipuan, kata Hermawan, mengancam ketertiban umum dan kelangsungan hidup bangsa ini, maka polisi harus bertindak. Inilah masyarakat (Indonesia) yang paling leluasa menggunakan Internet di dunia, masyarakat yang dibatasi oleh undang-undang IT memprotes, kata mereka, demokrasi sudah lepas kendali dalam hal komunikasi di media sosial.

Bersuara Untuk Kebaikan: Menggunakan Suara Untuk Perubahan Sosial

“Bagi saya ini anarkisme, bagian dari demokrasi, itu akan merugikan pendidikan, penggunaan internet harus lebih tinggi. “Karena kalau tidak ada pembatasan, dunia ini bisa hancur dengan menuliskannya dan menyebarkannya di media sosial, karena terkadang masyarakat tidak bisa membedakan berita hoax dan berita benar,” ujarnya.

Pln Ajak Masyarkat Untuk Lebih Peduli Bahaya Listrik Dan Jauhi Aktivitas Tidak Aman Dekat Jaringan Listrik Demi Ciptakan Kondisi Aman Dan Nyaman Beraktivitas Setiap Hari

Prof. Hermawan juga mengatakan, agar penipuan bisa ditekan dan masyarakat bisa menentukan mana informasi yang benar dan mana yang salah, semua pihak harus turun tangan untuk melakukan komunikasi preventif. “Karena sosialisasinya tidak hanya pemerintah, harus ada keterlibatan akademisi dan masyarakat luas,” jelasnya.

“Dalam wacana budaya ini saya ingin memberi contoh kepada akademisi lain di Ubhara dan lainnya. memang benar “Polisi harus tegas dan memberikan sanksi terhadap kasus seperti ini, jika tidak dikendalikan maka hoax akan semakin meluas dan merugikan generasi bangsa,” tegasnya (asm).

Dua petinggi PKS mencalonkan diri pada Pilkada 2024; Siapapun koalisi parpolnya, akan memperkuat suara politik PKS di Kota Bekasi

Artikel Terkait

Leave a Comment